Bab 10: Aku Mungkin Belum Sempurna, Tapi Aku Baik-Baik Saja

Aku masih bangun dengan rasa cemas kadang-kadang.

Masih menatap langit-langit kamar dan bertanya, “Apa yang akan terjadi hari ini?”

Masih merasa takut gagal, takut ditinggal, takut nggak cukup baik.


Tapi sekarang aku tidak lagi melawan rasa takut itu.

Aku duduk bersamanya. Mendengarkannya.

Dan berkata, “Kalau kamu mau ikut, ayo. Tapi aku tetap jalan.”


Dulu aku pikir aku harus sepenuhnya sembuh untuk bisa mulai hidup.

Ternyata… tidak.


Ternyata, kita bisa berjalan sambil gemetar.

Tertawa sambil menangis.

Mencintai meski hati belum sepenuhnya pulih.

Dan itu tidak membuat kita lemah.

Itu justru membuat kita manusia.


Aku masih belajar.

Masih salah arah kadang.

Masih butuh waktu untuk berani, untuk percaya, untuk berdamai.


Tapi sekarang aku tahu:

Hidup bukan tentang menjadi sempurna.

Tapi tentang tidak menyerah untuk terus kembali pada diri sendiri.


Dulu aku merasa hidup ini terlalu besar, dan aku terlalu kecil untuk menjalaninya.

Tapi kini, aku mulai melihat hidup bukan sebagai beban…

Tapi sebagai perjalanan.

Perjalanan yang berat, iya. Tapi indah juga.

Dan aku ingin ikut berjalan di dalamnya—dengan langkahku sendiri.


Aku mungkin belum punya semua jawabannya.

Aku mungkin belum jadi versi terbaik dari diriku.

Tapi hari ini,

Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama…


Aku merasa cukup.

Aku merasa utuh.

Dan aku merasa… aku baik-baik saja.